
Rapat Koordinasi Strategi Pencapaian Target LTT Padi
Jembrana, 1 Agustus 2025 – Bertempat di Ruang Rapat Lantai 2 Gedung Jimbarwana, Kecamatan Jembrana, BRMP Bali melaksanakan Rapat Koordinasi Strategi Pencapaian Target Luas Tambah Tanam (LTT) Padi Tahun 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai stakeholder pertanian, antara lain Dinas Pertanian Kabupaten Jembrana, Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Bali, Koordinator BPP se-Kabupaten Jembrana, Kodim, Koramil, serta perwakilan pekaseh dari beberapa subak.
Kegiatan dibuka dengan pemaparan oleh I Komang Ngurah Arya Kusuma, S.P., Kabid Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana. Dalam paparannya, Arya Kusuma menyampaikan apresiasi atas kerja sama lintas sektor dalam upaya percepatan tanam padi. Jembrana memiliki luas sawah sebesar 6.548 hektar. Tahun 2025, ditargetkan luas tanam meningkat menjadi 14.105 hektar.
Arya Kusuma juga menyoroti berbagai kendala di lapangan, seperti alih fungsi lahan, kerusakan infrastruktur irigasi, keterbatasan alat mesin pertanian (alsintan), hingga dampak iklim seperti kekeringan dan banjir. “Sinkronisasi data antara penyuluh dan dinas kabupaten menjadi sangat penting untuk menghindari selisih dalam pelaporan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa terdapat 40 unit combine harvester di Jembrana, namun sebagian dalam kondisi rusak. Strategi yang diusulkan antara lain optimalisasi irigasi dan pengadaan alsintan.
Sementara itu, Ir. I Nyoman Suastika, M.Si., Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Bali, menyampaikan pentingnya komando terpadu dalam menangani permasalahan pertanian. “Setiap usulan perbaikan infrastruktur pertanian harus dilaporkan secara berjenjang agar dapat terintegrasi,” katanya.
Selain itu Ia juga menyoroti perlunya penguatan produksi benih secara in-situ di Bali.
Dari pihak BRMP Bali, I Nyoman Adijaya, SP., MP., Analis Standardisasi, memaparkan strategi pencapaian target LTT yang berkelanjutan. BRMP turut mendampingi dan memonitor kegiatan pertanian di daerah. Ia menegaskan bahwa krisis pangan 2023–2024 mendorong keterlibatan banyak pihak termasuk TNI. "Alih fungsi lahan di Bali mencapai ±1.200 hektar per tahun. Optimalisasi lahan mutlak dilakukan," tegasnya.
Ia juga menekankan perlunya data akurat terkait varietas tanam dan lahan, untuk menghindari ketimpangan data antarlembaga. Saat ini, indeks pertanaman (IP) padi di Bali adalah 2,4, dan tambahan optimalisasi lahan di Bali tercatat 2.235 hektar hingga Juli 2025.
Masukan dari para pekaseh subak turut mewarnai rapat. Perwakilan Subak Sombang menyampaikan bahwa konversi lahan ke komoditas perkebunan terjadi akibat kesulitan air, dan diperlukan sumur dalam serta peremajaan saluran irigasi. Perwakilan Subak Sarimerta mengusulkan penggunaan sumur bor berbasis listrik serta penyediaan bibit yang merata. Sementara itu, Subak Pusaka menyampaikan kebutuhan peremajaan bendungan dan keterbatasan combine harvester.
Rapat koordinasi ini menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, antara lain: perlunya sinkronisasi data antar instansi, perencanaan terpadu lintas sektor, penguatan ketersediaan alsintan dan sarana produksi, serta peningkatan kapasitas petani dalam menghadapi tantangan iklim dan pasar.
Tim LTT Jembrana