Kamis, 26 Juni 2025 – Balai Penerapan Modernisasi Pertanian Bali (BRMP Bali) menggelar rapat koordinasi untuk mengali permasalahan dan kendala pencapaian Luas Tambah Tanam (LTT) Padi di Kecamatan Kubutambahan dan Sawan, Kabupaten Buleleng bertempat di BPP Kecamatan Kubutambahan. Rapat koordinasi dihadiri oleh para pekaseh subak se-Kecamatan Kubutambahan dan Sawan. Selain itu dihadiri pula oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng yang diwakili oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Staf lainnya, perwakilan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, PPL dari BPP Kubutambahan dan Sawan. Acara dibuka oleh Kepala BRMP Bali dan dimoderatori oleh Ketua tim Kerja Program dan Evaluasi BRMP Bali.

Dalam arahannya Kepala BRMP Bali, Dr. drh I Made Rai Yasa, MP., menyampaikan tujuan diadakannya rapat koordinasi adalah untuk mengetahui permasalahan atau kendala-kendala real di lapangan dari pencapaian target LTT di Kecamatan Kubutambahan dan Sawan yang selanjutnya dapat didiskusikan pencarian solusinya. Dalam materi pemaparannya Kepala BRMP Bali mengulas terkait strategi pencapaian target LTT di Bali. Selain itu juga disampaikan sekilas tentang Tusi BRMP Bali dan perannya dalam program LTT untuk mewujudkan program swasembada pangan nasional.

Selain memaparkan data-data target dan capaian LTT di Provinsi Bali serta Kabupaten Buleleng sampai Bulan Juni 2025 yang telah dilaporkan ke Kementerian Pertanian, Kepala BRMP Bali juga menceritakan tentang keberhasilan LTT secara nasional, bagaimana LTT mampu membawa Indonesia menjadi surflus beras. “Semua berkat usaha kita bersama, berkat kolaborasi semua pihak terkait yaitu, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian, Pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian, TNI, BWS, PPL, subak, petani dan pihak terkait lainnya” ungkapnya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Ir. I Gusti Ayu Maya Kurnia, M.Si., mewakili Kepala Dinas dalam kesempatan tersebut memaparkan terkait potensi padi dan penyuluh pertanian Kabupaten Buleleng. Selain itu secara detail disampaikan juga pelaporan capaian LTT komoditas padi sampai Bulan Juni 2025 oleh PPL di Buleleng secara umum, Kecamatan Kubutambahan dan Sawan secara khusus. Dilanjutkan dengan penyampaian data luas tanam dan produksi padi tiap kecamatan di Kabupaten Buleleng, dimana per tanggal 20 Juni 2025 di Kabupaten Buleleng terdapat jumlah luas tanam sebesar 10.024,41 hektar, jumlah luas panen sebesar 8.422, 51 hektar dan jumlah produksi padinya sebesar 61.077,90 ton.

Dalam diskusi dengan pekaseh diketahui permasalahan utama petani padi di Kecamatan Kubutambahan dan Sawan adalah kerusakan saluran irigasi, penyumbatan Daerah Irigasi (DI) sehingga menghambat aliran air ke sawah petani. Dengan adanya masalah tersebut petani mengaku tidak dapat melakukan penanaman padi dan tentunya target LTT menjadi sulit untuk tercapai. Para Pekaseh juga mengatakan bahwa mereka sudah pernah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu Dinas Pertanian dan BWS serta mengajukan proposal untuk perbaikan irigasi, akan tetapi beberapa pekaseh mengaku belum mendapat penanganan.

Menanggapi permasalahan petani, perwakilan dari BWS Bali-Penida, I Komang Sariada, S.T., membenarkan upaya yang dilakukan petani. Akan tetapi karena keterbatasan anggaran pemerintah tidak semua permasalahan petani dapat ditangani. Selain itu disampaikan pula adanya batas kewenangan dari BWS, sehingga ini pun menjadikan tidak semua permasalahan jaringan irigasi ditangani BWS. “Kami sudah berusaha mempasilitasi beberapa permasalahan petani sesuai dengan kewenangan dan tangung jawab kami, meskipun belum bisa semuanya dan bagi yang belum tertangani kami berharap petani tetap berusaha mencari solusinya sehingga tetap bisa menanam padi. Semoga ke depan setelah ini semua permasalahan petani dapat teratasi” ujarnya.

Senada dengan itu, Kepala BRMP Bali pun memberikan motivasi kepada para pekaseh dengan mengatakan bahwa semua permasalahan petani akan dilaporkan ke Kementerian Pertanian dan Pemerintah Pusat secara berjenjang sehingga nantinya permasalah tersebut menjadi perhatian khusus pemerintah untuk segera diselesaikan dan swasembada pangan pun dapat segera terwujud. (Sweken Elizabetj)